Julukan kota Paris Van Java tidak pernah lepas dari sejarahnya dalam dunia fashion. Tidak hanya fashion modern saja, tetapi Bandung juga memiliki fashion tradisional mereka seperti batik dan kain tenun nya. Tak banyak orang yang mengetahui Kain Tenun Khas Majalaya ini, biasa nya orang akan familiar dengan Kain Tenun Toraja, Ulos, Lurik, dan juga enun Ikat. Kain Tenun Majalaya, asal Kecamatan Majalaya, Bandung, Jawa Barat ini sama seperti kain tenun pada umum nya, dibuat
Pada masanya, Majalaya mampu menguasai 40% kebutuhan tekstil nasional, dan sedikit nya 1 juta meter kain dipesan kepada pengrajin tenun Majalaya. Baik dalam berupa sarung, maupun lembaran kain tenun tradisional yang diproduksi secara manual.
Saat itu, sudah ada gadis-gadis yang menekuni alat kentreung atau yang biasa disebut gedhongan dengan bahan baku kapas dan bahan pewarna dari kebun. Pada 1921, pemerinrahan Belanda mendirikan sekolah tekstil yang bernama Textile Inrichting Bandeng atau yang dikenal sebagai Sekolah Tinggi Tekstil Bandung. Pada tahun 1928, 4 gadis asal Majalaya yaitu Emas Mariam, Endah Suhenda, Oya Rohanah, dan Cicih dikirim ke sekolah tekstil bandung untuk mempelajari alat tenun semi otomatis yang tidak membutuhkan aliran listrik, yang disebut juga Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Mereka berempat lah yang nantinya akan mewarisi teknin tenun dan membangun dinasti-dinasti usaha tekstil di Majalaya.
Kini inovasi dan variasi turut dikembangkan di industry tekstil tenun Majalaya. Tak hanya sarung dan kain nya saja, tetapi terdapat juga pakaian nya. Produk tenun majalaya juga mulai meng ekspor barang-barangnya agar menjadikan Majalaya sentra tekstil berskala nasional seperti dahulu.
Jika kain tenun dari daerah lain memiliki ciri khas dari motifnya, berbeda dengan kain tenun Majalaya. Perkembangan motif kain tenun Majalaya tidak muncul dari kekhasan ragam hias nya, melainkan merupakan hasil fisik yang terbentuk dari penggunaan teknologi tenun yang berkembang di Majalaya.
Lalu, dalam industri perkembangan kain tenun sarung di Majalaya terdapat beberapa corak yang terkenal, diantara nya ada Poleng Camat (1930), Poleng Haji (1940), Poleng Totog, Poleng Taliktik, Poleng Bolegbag, dan Poleng Namicalung. (*)
Sebagai generasi muda, kita bisa melestarikan kain tradisional jawa barat dengan menggunakan dengan variasi kreatif yang cocok untuk digunakan dalam sehari-hari. Kita juga bisa mempelajari sejarah kain tenun di Jawa Barat dengan berkunjung ke Museum Sribaduga Bandung.
Penampilan penari lengger lanang terkenal, Rianto, bersama pertunjukan gamelan, tari-tarian tradisional dan fashion show kekayaan wastra Indonesia memanjakan...