Taman Safari Indonesia (TSI) bersama Pemerintah Jepang meresmikan rumah baru bagi satwa orangutan dan harimau sumatera di Higashiyama Zoo and Botanical Garden, Kota Nagoya, Jepang.
Direktur TSI Jansen Manansang dalam taklimat media di Bogor, Jumat, mengaku bangga dapat memperluas jaringan kerja sama TSI dengan Higashiyama Zoo and Botanical Garden sebagai kebun binatang persahabatan yang ditandatangani pada Januari 2023.
“Saya sangat bangga telah diundang ke perayaan ini. Taman Safari Indonesia telah lama menjalin kerja sama dalam konservasi dan pelestarian satwa liar yang dilindungi dengan rekan kebun binatang di Jepang,” kata Jansen.
Kerja sama TSI dengan beberapa kebun binatang di Jepang meliputi Taman Zoologi Tama, Kebun Binatang Ueno, Kebun Binatang Saporo Maruyama, Taman Safari Gunma, serta Pusat Penelitian Yokohama.
Ia menjelaskan TSI adalah organisasi konservasi terbesar di Indonesia, sebagai pelopor dalam ex-situ link ke In Situ Conservation, seperti penyelamatan dan pelepasan harimau sumatera.
Kemudian, memitigasi konflik dan pembangunan pusat pelatihan gajah di Taman Nasional Way Kambas Lampung, pembangunan sumatera suaka badak, program biobank dan teknologi reproduksi berbantuan hewan langka dan dilindungi, serta lain-lain.
Ia juga menegaskan, konservasi satwa liar merupakan pekerjaan seumur hidup yang melibatkan multinasional, multistakeholder, swasta dan negara dalam rangkaian kerjasama pentahelix.
Maka, kata dia, kerja sama antara Indonesia dan Jepang atau Taman Safari Indonesia dan kebun binatang di Jepang merupakan implementasi dari program ini.
“Taman Safari Indonesia telah melakukan program konservasi dan pelestarian hewan karismatik seperti orangutan, gajah sumatera, harimau sumatera, komodo dragon dan bali mynah,” papar Jansen.
Sementara, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Alue Dohong berterima kasih atas inisiasi dari Walikota Kota Nagoya Takashi Kawamura dan Direktur Kebun Binatang Kebun Binatang dan Taman Botani Higashiyama Hiroaki Yamaguchi telah menghadirkan rumah baru bagi satwa kebanggaan Indonesia di Jepang.
“Semoga langkah pengenalan satwa asli Indonesia ke Jepang ini menjadi pilar konservasi satwa-satwa langka di dunia,” kata Alue Dohong.